Sejarah Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Jember terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu
kota dari kabupaten Jember yaitu kecamatan Jember. Kabupaten Jember
sebelah utaranya berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten
Bondowoso.
Setelah timurnya berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi, sebelah selatannya berbatasan dengan Samudra Hindia, serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Adapun Kabupaten Jember memiliki sebanyak 31 buah kecamatan. Wilayah Jember ini menjadi pusat regional di kawasan timur tapal kuda, dengan mempunyai wilayah seluas 3.293,34 Km (persegi). Iklim yang ada pada Kabupaten Jember berasa pada suhu antara 23 derajat Celsius sampai 32 derajat Celsius. Di kabupaten Jember terdapat beberapa sungai yaitu Sungai Bedadung, Sungai Mayang dan Sungai Bondoyudo.
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Jember bekerja sebagai petani, sehingga perekonomian yang ada di wilayah Jember ditunjang pada sektor pertanian. Pada wilayah Jember ini memiliki cukup banyak wilayah perkebunan, yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Jember saat ini yaitu pendatang yang berasal dari wilayah Madura, Jawa pedalaman seperti Tulungagung, Blitar, Madiun dan Trenggalek. Ketika pertama kali dibuat akses jalur kereta api Surabaya-Jember-Banyuwangi, maka hal ini membuat para penduduk di sekitar mulai berdatangan ke wilayah Jember, sehingga saat ini Jember menjadi sebuah kota / kabupaten yang besar di Jawa Timur.
Dan terakhir ada yang menganggap Jember berasal dari kata jembar yang artinya luas. Ada sangat banyak versi mengenai asal mula nama Jember ini, dan sulit memastikan mana yang benar. Pada masa sekarang ini wilayah Jember terdapat dua suku mayoritas, yaitu Jawa dan Madura. Suku Jawa sebagian besar bermukim di sebelah selatan, adapun suku Madura sebagian besarnya berada di sebelah utara. Dengan begitu terjadi percampuran bahasa sehingga muncul berbagai logat dan istilah baru khas Kabupaten Jember.
Dan juga tidak aneh jika masyarakat di Kabupaten Jember (utamanya pada wilayah tengah) mampu untuk menguasai dua bahasa daerah sekaligus, yaitu Jawa dan Madura. Pada tanggal 1 Januari 1929 Kabupaten Jember lahir, dimana bupati pertamanya adalah Bapak Noto Hadinegoro.
Hingga terjadi serangan oleh kelompok tersebut yang dilakukan secara matang dan mendadak melakukan serangan, sehingga hal ini membuat kerajaan akhirnya jatuh ke tangan musuh, bahkan sang raja tewas terbunuh saat itu, termasuk beberapa anggota kerajaan serta para menteri dan pejabat tinggi kerajaan. Hanya pasukan pengawal kerajaan akhirnya berhasil menyelamatkan Putri Jembarsari, yang merupakan satu-satunya pewaris tahta kerajaan.
Sang putri bersama beberapa pengawal kerajaan berpindah ke tempat yang aman. Hingga akhirnya Putri Jembarsari tumbuh menjadi gadis yang sekaligus seorang pendekar. Dia memerintahkan pasukannya untuk membuka hutan belantara, untuk menjadikannya suatu perkampungan. Hingga akhirnya banyak orang dari wilayah luar yang berdatangan, dan tinggal disana. Singkat cerita, wilayah tersebut berdiri menjadi sebuah kerajaan, dan Putri Jembarsari yang menjadi ratunya.
Setelah itu Putri Jembarsari berusaha untuk kembali mengambil dan meneruskan tahta kerajaan ayahnya dahulu. Karena kebetulan kerajaan tersebut dalam keadaan terpecah karena terjadinya berbagai pemberontakan disana-sini. Dengan ,mempertimbangkan usul dari sang penasihat, maka Putri Jembarsari akhirnya setuju menggabungkan 2 kerajaan tersebut yang telah berhasil dikuasai, sehingga kerajaan dan kekuasaannya semakin besar.
Saat melakukan kunjungan keluar, Putri Jembarsari diserang oleh suatu kelompok hingga akhirnya gugur. Dan agar mengenang jasa dari sang putri tersebut, maka kerajaan tersebut diberikan nama Kerajaan Jembarsari. Dan dengan berjalannya masa maka nama Jembarsari berubah menjadi nama Jember.
Semoga bermanfaat.
Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur |
Setelah timurnya berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi, sebelah selatannya berbatasan dengan Samudra Hindia, serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Adapun Kabupaten Jember memiliki sebanyak 31 buah kecamatan. Wilayah Jember ini menjadi pusat regional di kawasan timur tapal kuda, dengan mempunyai wilayah seluas 3.293,34 Km (persegi). Iklim yang ada pada Kabupaten Jember berasa pada suhu antara 23 derajat Celsius sampai 32 derajat Celsius. Di kabupaten Jember terdapat beberapa sungai yaitu Sungai Bedadung, Sungai Mayang dan Sungai Bondoyudo.
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Jember bekerja sebagai petani, sehingga perekonomian yang ada di wilayah Jember ditunjang pada sektor pertanian. Pada wilayah Jember ini memiliki cukup banyak wilayah perkebunan, yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda.
Sejarah Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur
Di tahun 1900-an, wilayah Kabupaten Jember ini hanya bagian (wilayah bawahan) dari Bondowoso, yang ditunjukan sebagai wilayah perkebunan dan irigasi oleh pihak Belanda pad masa itu. Dengan begitu saat itu Jember bukanlah menjadi wilayah pemukiman, sehingga sekarang ini hampir-hampir tidak ada penduduk Jember yang merupakan orang asli Jember.Sebagian besar penduduk Kabupaten Jember saat ini yaitu pendatang yang berasal dari wilayah Madura, Jawa pedalaman seperti Tulungagung, Blitar, Madiun dan Trenggalek. Ketika pertama kali dibuat akses jalur kereta api Surabaya-Jember-Banyuwangi, maka hal ini membuat para penduduk di sekitar mulai berdatangan ke wilayah Jember, sehingga saat ini Jember menjadi sebuah kota / kabupaten yang besar di Jawa Timur.
Asal mula nama Jember
Terdapat berbagai versi mengenai nama Jember ini, seperti ada yang mengatakan bahwa Jember asalnya yaitu dari Jembrek yang artinya becek. Kemudian nama Jember yang berasal dari bahasa Jawa Alus yang artinya kotor. Kemudian ada juga pihak yang mengatakan bahwa nama Jember ini berasal dari seorang Putri kerajaan di wilayah Jember sebelah Selatan dahulu yang bernama Putri Jembarsari.Dan terakhir ada yang menganggap Jember berasal dari kata jembar yang artinya luas. Ada sangat banyak versi mengenai asal mula nama Jember ini, dan sulit memastikan mana yang benar. Pada masa sekarang ini wilayah Jember terdapat dua suku mayoritas, yaitu Jawa dan Madura. Suku Jawa sebagian besar bermukim di sebelah selatan, adapun suku Madura sebagian besarnya berada di sebelah utara. Dengan begitu terjadi percampuran bahasa sehingga muncul berbagai logat dan istilah baru khas Kabupaten Jember.
Dan juga tidak aneh jika masyarakat di Kabupaten Jember (utamanya pada wilayah tengah) mampu untuk menguasai dua bahasa daerah sekaligus, yaitu Jawa dan Madura. Pada tanggal 1 Januari 1929 Kabupaten Jember lahir, dimana bupati pertamanya adalah Bapak Noto Hadinegoro.
Asal Mula Kota Jember menurut cerita rakyat.
Konon di pantai selatan pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan yang memiliki raja yang baik dan adil dalam memimpin rakyatnya, dimana segala hasil bumi dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat, sehingga wilayah tersebut menjadi aman, nyaman dan tentram. Akan tetapi kelompok penjahat yang tergabung dalam kelompok yang besar berusaha untuk menyerang dan menguasai kerajaan tersebut.Hingga terjadi serangan oleh kelompok tersebut yang dilakukan secara matang dan mendadak melakukan serangan, sehingga hal ini membuat kerajaan akhirnya jatuh ke tangan musuh, bahkan sang raja tewas terbunuh saat itu, termasuk beberapa anggota kerajaan serta para menteri dan pejabat tinggi kerajaan. Hanya pasukan pengawal kerajaan akhirnya berhasil menyelamatkan Putri Jembarsari, yang merupakan satu-satunya pewaris tahta kerajaan.
Sang putri bersama beberapa pengawal kerajaan berpindah ke tempat yang aman. Hingga akhirnya Putri Jembarsari tumbuh menjadi gadis yang sekaligus seorang pendekar. Dia memerintahkan pasukannya untuk membuka hutan belantara, untuk menjadikannya suatu perkampungan. Hingga akhirnya banyak orang dari wilayah luar yang berdatangan, dan tinggal disana. Singkat cerita, wilayah tersebut berdiri menjadi sebuah kerajaan, dan Putri Jembarsari yang menjadi ratunya.
Setelah itu Putri Jembarsari berusaha untuk kembali mengambil dan meneruskan tahta kerajaan ayahnya dahulu. Karena kebetulan kerajaan tersebut dalam keadaan terpecah karena terjadinya berbagai pemberontakan disana-sini. Dengan ,mempertimbangkan usul dari sang penasihat, maka Putri Jembarsari akhirnya setuju menggabungkan 2 kerajaan tersebut yang telah berhasil dikuasai, sehingga kerajaan dan kekuasaannya semakin besar.
Saat melakukan kunjungan keluar, Putri Jembarsari diserang oleh suatu kelompok hingga akhirnya gugur. Dan agar mengenang jasa dari sang putri tersebut, maka kerajaan tersebut diberikan nama Kerajaan Jembarsari. Dan dengan berjalannya masa maka nama Jembarsari berubah menjadi nama Jember.
Semoga bermanfaat.
Ajzk ...
AAmiiin
1 comment:
Siiiiiiipppp
Post a Comment